Libur Lebaran Lagi! Pulang Kampung Lagi.. Seru!!
Penetapan libur lebaran 2018 secara mengejutkan termasuk libur yang cukup lama. Tidak tanggung-tanggung berdasarkan Keppres Nomor 13 Tahun 2018 tentang Cuti Bersama PNS Tahun 2018 menetapkan cuti bersama PNS Tahun 2018, yaitu pada tanggal 11, 12, 13, 14, 18, 19 dan 20 Juni 2018 (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Senin, Selasa dan Rabu) sebagai Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah. Cukup banyak kan? Bayangkan saja cuti bersama selama 7 Hari ditambah hari Sabtu sebelum libur sudah tidak masuk kerja karena memang hari sabtu kantor tutup.
Wah, ini momen luar biasa. Namun rencana bertolak ke kampung halaman pada hari Sabtu akan sirna karena adanya Acara Arisan Keluarga di Jakarta yang tidak dapat ditinggalkan sehingga jadwal pulang diundur ke hari Senin. Setelah semua rencana matang termasuk pembelian tiket, persiapan oleh-oleh (tidak bawa apa-apa sebenarnya hehehe), uang di kantong, Kacamata, Handphone dan segala macam perlengkapannya, akhirnya pada hari Senin pagi terbang ke Bandara Silangit dengan burung besi bernama "Sriwijaya Air".
Di Pesawat Masih Suasana Ibadah Puasa
Selama perjalanan Udara sangat nyaman. Pilihan maskapai Sriwijaya Air memang sudah jadi langganan saya karena Jam yang selalu tepat dan layanan yang diberikan sangat prima. Satu hal yang membuat nyaman dengan maskapai "Sriwijaya Air" adalah sebelum tinggal landas (take off), penumpang akan diajak berdoa bersama sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Hal ini menambah rasa nyaman selama perjalanan. Selain itu, dalam perjalanan juga disuguhkan makanan yang merupakan bagian dari layanan penerbangan "Sriwijaya Air". Pada penerbangan kali ini, suasana masih dalam masa ibadah puasa saudara-saudara kita yang muslim. Sebelum membagikan makanan, pihak "Sriwijaya Air" terlebih dahulu meminta izin dan memohon maaf kepada penumpang yang saat itu masih menjalankan ibadah puasa. Kebetulan disamping saya ada yang menjalankan ibadah puasa, demi menjaga kenyamanan selama perjalanan, saya tidak makan walaupun sebenarnya saya lapar. Ya, inilah negara kita. Negara yang majemuk dan beragam. Sedikit toleransi itu tidak apa-apa, apalagi banyak pasti negara kita lebih aman dan damai. Dalam waktu yang sesuai dengan waktu penerbangan, akhirnya pesawat tiba juga di Bandara Silangit di Siborong-borong
Dari Bandara Silangit Menuju Samosir
Bandara Silangit Merupakan satu-satunya bandara yang sangat dekat dengan Samosir. Khususnya akses ke Pangururan hanya berdurasi 2 Jam. Dari Bandara, pihak Pemda Samosir menyediakan Bus Perhubungan yang akan mengangkut penumpang dari dan ke Bandara Silangit - Pangururan. Selama perjalanan, penumpang akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang masih sangat asri. Terlebih lagi jika sudah sampai di "Kawasan Tele". Siap-siaplah terkagum-kagum.
Dari atas dataran tinggi, bus yang kita tumpangi akan bergerak menuju dataran rendah sampai ke Danau Toba. Walaupun track-nya cukup mengerikan alias kiri kanan merupakan jurang, namun dengan pengalaman sopir yang sudah sangat handal di medan tersebut akan membuat kita nyaman. Sebagai informasi tambahan, pada saat peluncuran moda transportasi penghubung ini, biaya yang harus penumpang berikan masih 0 (nol) Rupiah alias gratis. Hal ini dilakukan sebagai upaya sosialisasi keberadaan Bus tersebut. Namun sekarang dengan kenyamanan dan fasilitas yang ada, penumpang hanya perlu membayar ongkos sebesar RP 50.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah) dari dan ke Bandara dengan perjalanan awal dari terminal baru Pangururan.
Tiba di Panguruan dan Naik Becak Ke Rumah
Setibanya di Panguruan, sudah ada becak yang menunggu saya. Dari Pangururan ke rumah membutuhkan waktu perjalanan 20-menitan. Namun dengan becak motor dan kondisi jalan yang cukup baik, perjalanan kali ini sangat lancar.
Di Rumah dan Aktivitas Rumah
Tiba di rumah, sambutan hangat orang tua membayar lunas capek yang tertimbun di dalam raga. Melihat dan memeluk orang tua yang tersenyum melihat anaknya datang adalah momen yang tidak dapat dibayar dengan harga apapun. Senang rasanya bisa bertemu Bapak dan Ibu. Tetap sehat ya Pak, Bu.
Liburan kali ini benar-benar kaget. Karena kondisi tanah yang sanga kering dan cuaca sangat panas. Hal ini diakibatkan beberapa bulan terakhir hujan tidak turun. Sehingga banyak tanaman yang kering. Jujur saya berdoa dan berharap kepada yang Maha Kuasa agar diturunkan hujan dan harapan itu pasti akan dikabulkan. Amin.
Banyak hal yang dapat kita lakukan jika pulang ke kampung halaman. Termasuk membantu pekerjaan orang tua di rumah maupun di Ladang. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat dikampung saya adalah memetik buah kopi. Kopi di kampung saya merupakan hasil pertanian yang sampai saat ini menjadi mata pencaharian utama masyarakat secara umum. Disamping itu harga kopi yang sangat mahal menambah semangat untuk tetap rajin dalam mengolah kopi tersebut. Sebagai gambaran, banyak hal yang harus dilewati sampai biji kopi tersebut dapat dijual. Dari tahap pemetikan, kemudian di giling untuk melepas kulit, dijemur dan dibersihkan kulit-kulit yang masih menempel, dan dipisahkan biji yang baik dan kurang baik. Dengan adanya hasil kopi ini, masyarakat setempat sangat terbantu dan menopang 100% kehidupan petani disana. Namun satu hal yang perlu dilakukan adalah meremajakan batang-batang kopi yang sudah tua dan sudah sedikit menghasilkan.